fungsi guru

MANAJEMEN KELAS DAN PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

A.Fungsi Guru Dalam Manajemen Kelas
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.
Usman dalam salah satu bukunya mengemukakan bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Di sini, jelas sekali betapa pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif pula.
Berdasarkan pendapat di atas, jelas betapa pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal.
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat di sebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus,apalagi sebagai guru yang professional harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbgai ilmu pengetahuan lainnya perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatasi dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun,terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya,semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan kendala sebagai seorang pembangunan.Dengan kata lain,potret dan wajah diri bangsa dimasa depan tercermin dari potret guru masa kini,dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru ditengah-tengah masyarakat.
Baik di kelas ataupun di sekolah para guru mempunyai peran yang ganda. Dengan julukan tugas guru sebagai pendidik dan pengajar, maka secara rinci mereka mempunyai fungsi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Dr. Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

A.Guru sebagai Model/Demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator,Lecturer,atau pengajar, guru handaknya senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.Guru sebagai model berfungsi:
 Pemberi keseimbangan
 Pemberi pengalaman
 Pemberi gagasan baru dari pemodelan.
B. Guru sebagai moderator
Menurut aliran baru dalam pendidikan guru diharapkan bukan semata-mata hanya sebagai penyampai materi melainkan lebih sebagai moderator, artinya mereka berfungsi sebagai pengatur jalannya pembicaraan oleh para siswa.
C. Guru sebagai perencana/Pengelola kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (Learning Manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan belajar,serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.


D.Guru sebagai Mediator dan Fasiliator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakaan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar,baik yang berupa nara sumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar. maksudnya memberikan kemudahan dan sarana bagi siswa agar lebih aktif untuk belajar sesuai kadar kemampuan mereka
Guru sebagai fasilitator:
 Yang merespon siswa
 Yang suka mendengar dan bertanya kepada siswa
 Yng menginginkan siswa belaajaar mencapai tujuan sesuai hrapan siswa.
E.Guru sebagai Evaluator
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau dipertahankan.
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik harus mampu bertindak secara profesional. Profesional maksudnya guru harus mengikuti peraturan yang telah tertulis dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional bab IX pasal 39 ayat 2 yaitu
1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.
4) mematuhi kode etik profesi.
5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya.
7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan.
8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
Di samping sembilan hal tersebut, Guru profesional idealnya juga harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Ciri-ciri keprofesionalan guru tersebut dapat dilihat dari 10 ciri guru profesional berikut ini.
1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.
2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.
5. Bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang tua siswa
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.
6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.
7. Pengetahuan tentang kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.


10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya
B. Kegiatan/kehidupan guru di dalam manajemen kelas
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi peserta didik di sekolah. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.(Sudarwan Danim, 2002:161). Kelas adalah "kekuasaan" terbesar guru. Maksudnya, entah ia seorang guru kelas atau guru mata pelajaran, ia mempunyai kekuasaan amat besar untuk mengelola kelasnya.(JC. Tukiman Taruna, 2002). Dalam proses penyelenggaraan pendidikan peranan guru sangat menentukan, seorang guru yang telah merencanakan proses pembelajaran di kelas, dituntut mampu mengenal, memahami, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan minat dan potensi anak didiknya agar mereka tidak merasakan pemaksaan selama pembelajaran berlangsung, oleh sebab itu guru di dalam kelas adalah seorang manajer yang mempunyai tugas dan tanggung jawab menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan menyenangkan. Berhasil tidaknya pembaruan dalam pendidikan, entah di tingkat nasional maupun lokal, sangat bergantung pada interpretasi para guru terhadap kebijakan pembaruan tersebut dalam pertemuan mereka dengan siswa di dalam kelas. Pembaruan kurikulum di tingkat nasional, misalnya tidak akan efektif jika para guru tidak pernah menerapkannya didalam kelas.
Hampir seluruh hasil survai mengenai keefektifan guru (teacher effectiveness) melaporkan bahwa keterampilan manajemen kelas (classroom management skills) menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektifitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Dengan demikian keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadI tugas pokoknya. (DaniM2002:190).
Sesuai dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, para orang tua dalam situasi tertentu atau sehubungan dengan bidang kajian tertentu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pendidikan anaknya, maka mereka melimpahkannya kepada orang lain yakni para guru, namun bukan berarti melepaskan tanggung jawab mereka selamanya. Para orang tua tetap bertanggung jawab untuk yang pertama dan terakhir dalam pendidikan putra-putrinya, untuk tetap beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt., berakhlak mulia dan membimbingnya untuk mencapai kematangan berpikir. Para guru yang menerima amanat dari orang tua, yang meliputi guru madrasah atau sekolah mulai dari tingkat TK sampai ke perguruan tinggi, bukan hanya penerima amanat dari orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan juga dari setiap masyarakat yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya.
predikat guru yang melekat pada seseorang didasarkan amanat yang diserahkan orang lain kepadanya. Tanpa amanat itu, seseorang tidak akan disebut guru, atau dengan kata lain eksistensinya sebagai seorang guru tergantung pada amanat orang lain.
Tidak semua orang bisa melaksanakan tugas sebagai seorang guru, karena tugas tersebut menurut banyak hal dan persyaratan, baik itu profesional, biologis, psikologis maupun paedagogis-didaktis.
Menurut al-Ghazali, ada beberapa hal/sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik atau guru yakni :
1. Guru hendaknya memandang murid seperti anaknya sendiri, menyayangi dan memperlakukan mereka seperti layaknya anak sendiri.
2. Dalam menjalankan tugasnya, guru hendaknya tidak mengharapkan upah atau pujian, tapi hendaknya mengharapkan keridhaan Allah Swt. dan berorientasi mendekatkan diri kepada-Nya.
3. Guru hendaknya memanfaatkan setiap peluang untuk memberi nasehat dan bimbingan kepada murid bahwa tujuan menuntut ilmu adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk memperoleh kedudukan atau kebanggaan duniawi.
4. Terhadap murid yang bertingkah laku buruk, hendaknya guru menegurnya sebisa mungkin dengan cara menyindir dan penuh kasih sayang, bukan dengan terus terang dan mencela.
5. Hendaknya guru tidak fanatik terhadap bidang studi yang diasuhnya, lalu mencela bidang studi yang diasuh guru lain.
6. Hendaknya guru memperhatikan fase perkembangan berpikir murid agar dapat menyampaikan ilmu sesuai dengan kemampuan berpikir murid.
7. Hendaknya guru memperhatikan murid yang lemah dengan memberinya pelajaran yang mudah dan jelas, serta tidak menghantuinya dengan hal-hal yang serba sulit yang dapat membuatnya kehilangan kecintaan terhadap pelajaran.
8. Hendaknya guru mengamalkan ilmu, dan tidak sebaliknya perbuatannya bertentangan dengan ilmu yang diajarkannya kepada murid.
Berdasarkan komentar di atas, maka ada yang menggejala yang dilakukan siswa di dalam kelas terhadap guru, barangkali siswa akan merasa tenteram dan tenang dalam menghadapi gurunya seperti menghadapi orang tuanya sendiri, namun tidak sedikit yang terjadi sebaliknya. Semua itu tergantung dari bagaimana guru mampu membaca dan memenej kelas yang ada dengan baik.
Siswa/murid merupakan potensi kelas yang harus dimanfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Murid adalah anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara flsik maupun psikologis. Menurut Muri Yusuf, sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Teologi Pendidikan, mengartikan peserta didik atau murid itu sebagai raw input (masukan mentah) atau raw material (bahan mentah) dalam proses transformasi yang disebut dengan pendidikan Murid sebagai unsur kelas mempunyai perasaan kebersamaan yang sangat penting bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis. Olehnya itu setiap murid harus memiliki perasaan diterima di dalam kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas, karena dengan begitu akan menentukan sikap bertanggung jawab terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan mereka masing-masing.
Dalam kaitannya dengan persoalan murid ini, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh guru di dalam kelas dalam rangka membawa mereka ke arah keberhasilan, yakni:
1. Mengetahui latar belakang siswaDengan mengetahui tentang latar belakang para murid, maka guru akan merasa terbantu dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Namun sangat penting untuk diingat bahwa kegiatan kelas mestinya tidak membuat guru untuk meneliti latar belakang murid untuk mengungkapkan sesuatu yang mereka tidak menyukainya. Sama artinya dengan seorang guru akan marah dan tidak menyukainya, bila ada siswa yang bertanya tentang sesuatu yang sangat prinsipil dan pribadi tentang dirinya. Sebagai seorang guru perlu sekali dan malah seharusnya mempunyai keterangan yang lengkap tentang masing-masing murid yang meliputi:
1. Latar belakang psikologi siswa yang meliputi hasil-hasil tes kecerdasan, tes perasaan, kecakapan dan lain-lain,
2. Latar belakang kemampuan siswa yang meliputi kemajuan dalam mata pelajaran yang akan diberikan dan yang berhubungan dengan itu.
3. Latar belakang kesehatan fisik siswa seperti penglihatan, pendengaran, gejala-gejala penyakit dan lain-lain.
4. Latar belakang siswa tentang pengalaman kerja, partisipasi kegiatan di dalam dan di luar kelas dan menjadi anggota organisasi di luar dan dalam sekolah.
5. Latar belakang tentang perhatian siswa terhadap pendidikan.
6. Latar belakang kehidupan anak di rumah yang meliputi status ekonomi, pendidikan orang tua susunan dalam keluarga, jabatan dan hubungan sosial orang tua di masyarakat.

2. Mengenal minat siswa
Mengenal minat siswa-siswa sangat penting, karena mereka akan merasa senang dengan materi pelajaran yang disampaikan apalagi mated tersebut sangat sesuai dengan minat mereka dan ada hubungannya dengan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka,
3. Sikap Guru di Muka Kelas.
Sering terjadi suasana kelas sangat dipengaruhi oleh sikap guru yang ada di dalam kelas. Kelas menjadi gaduh, kalau guru ragu-ragu, dan kelas menjadi tenang, kalau guru berani bersikap tegas dan bijaksana, Seorang guru yang ada di depan kelas harus selalu menunjukkan sikap gembira dalam melayani para siswanya, harus pandai bersandiwara, mungkin guru dalam posisi susah, tapi janganlah menampakkan sifat itu di depan kelas. Dalam menyikapi para siswa di depan kelas. Abu Ahmadi mengemukakan bahwa, guru harus
• Berani memandang tiap-tiap murid di matanya.
• Usakanlah murid-murid bekerja sendiri
• Jangan bersikap putus asa.
• Jangan mengejek murid-murid.
• Janganlah memberikan hukuman badan.
• Ciptakanlah suasana kelas yang baik
4. Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah hal yang sangat penting.Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa,diharapkan siswa senantiasa gembira,penuh gairah dan semangat,bersikap optimistic,realistic dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
Dengan demikian, maka akan tercipta suasana kelas yang baik dan kondusif, para siswa dapat bekerja bersama-sama, saling tolong menolong, mereka akan lebih giat belajar dan merasa seperti sebuah keluarga yang besar dengan bimbingan seorang guru yang bijaksana dan baik. Oleh karena itu, wahai sang guru cintailah para siswa-siswimu seperti anda mencintai putra-putri-mu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
a. Faktor intern
Faktor ini meliputi:
1). Faktor jasmaniah
Proses belajar seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu.Selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
2). Faktor psikologis
Ada tujuh factor yang tergolong kedalam factor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain:
a). Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi belum tentu berhasil dalam belajarnya.Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak factor yang mempengaruhinya.Siswa yng memiliki tingkat intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajarnya jika kondisi yang diciptakan mendukung terjaadinya pembelajaran yang efesien dan efektif.
b). Perhatian
Agar tumbuh perhatian sehingga siswa dapat belajar dengan baik, bahan pelajaran harus diusahakan selalu menarik perhatian.Caranya dengan mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya,berkualitas, actual daan mengkaitkan bahan tersebut dengan pelajaran yang lalu,mengemukakan manfaat bagi anak baik dengan pelajaran yang sedang dibicarakan maupun dengan bahan yang akan dating,dan manfaat kelak dimasyarakat.
c). Minat
Jika ada siswa kurang atau tidak berminat terhadap belajar perlu diusahakan cara mebangkitakan minat tersebut.Cara tersebut antara lain ialah dengan menvariasikan media pelajaran, mengembangkan metodepembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan membangkitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita siswa.
d). Bakat
Peserta didik bagaikan sebuah golok, ada bagia yang runcing dan ada bagian yang tumpul (bagian punggung golok).Siswa yang memiliki bakat ibarat bagian golok yang runcing bahan pembelajaran yang dipelajari itu akan cepat dikuasai, sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik sehingga guru tidak bersusah paayaah menjelaskan berkali-kali.Lain halnya terhadaap siswa yang kurang berbakat.Guru harus bersabar dan telaten melayani mereka, yaitu dengan sering dan berulang kali menjelaskan bahan akhirnya siswa tadi diharapkan dapat menguasai bahan yang diajarkan.
e). Motif
Dengan mengetahui latar belakang atau motif siswa belajar, maka guru dapat mengajak para siswa untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar.
f). Kematangan
Kematangan merupakn tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang.Agar kematangan yang ada pada diri siswa dapat dikembangkan perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kematangan tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.Kondisi atau cara itu antara lain ialah dengan pemberian latihan yang terus menerus dan konsisten,pemberian tugas yang bertingkat dan berkesinambungan dari sederhana ke kompleks.
g). Kesiapan
Siswa dikatakan sudah memilki kearsipan apabila pada dirinya ada kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.Pembelajaran yang diikuti oleh para pesrta didik yang memiliki kesiapan tinggi akan terjadi proses pembelajaran yang optimal dan hasil belajarnya pun akan lebih baik.
3). Faktor kelelahan
Kelelahan baik jasmani ataaupun rohani dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.Oleh karena itu guru harus memberikan pengertian kepada para siswa untuk berusaha menghindari terjadinya kelelahan dalam beelajarnya.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan kedalam beberapa factor yakni:
1). Faktor keluarga
Para siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a) Cara orang tua mendidik
b) Relasi/hubungan antara anggota keluarga
c) Suasana rumah
d) Keadaan ekonomi keluarga
e) Sikap dan perhatian orang tua
f) Laataar belakang kebudayaan orang tua.
2). Faktor sekolah
Faktor sekolah mempengaruhi belajar meliputi hal-hal yang berkaitan dengan:
a) Metode mengajar
b) Kurikulum
c) Hubungan guru dengan para siswa
d) Hubungan siswa dengan siswa
e) Disiplain sekolah
f) Perlatan/media pelajaran
g) Waktu sekolah
h) Sarana dan prasarana sekolah
i) Metode belajar siswa
j) Tugas sekolah
3). Faktor masyarakat
Faktor masyarakat ini banyak berkaitan dengan:
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
b) Mass media yang beredar/ada dalam masyarakat
c) Pengaruh teman bergaul
d) Pola hidup masyarakat
3). Mengajar yang efektif
Mengajar efektif adalah mengajar yang daapaat membawa belajar yang efektif.Untuk dapat mengajar secara efektif guru harus mampu menciptakan iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar.Kondisi yang dimaksudkan hanya dapat terjadi apaabila guru mengajar menggunakan prinsip-prinsip mangajar.
Mursel dalam hal ini mengemukakan enam prinsip mengajar yang apabila ke-enam prinsip mengajar itu tidak digunakan/ditempatkan dengan sebaik-baiknya maka iklim belajar yang menunjang terciptanya kondisi bagi terjadinya proses belajar akan dicapai.Prinsip-prinsip tersebut adalah senbagai berikut:


a). konteks
Ciri-ciri konteks yang baik adalah:
 Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat
 Terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret
 Pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian, bersiifat sederhana dan pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi
b). Fokus
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih focus yang memiliki ciri-ciri yang baik,seperti uaraian berikut ini:
1) Memobilisasi tujuan
2) Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar
3) Mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan focus yang baik harus menimbulkan suatu pertanyaan yang perlu dijawab, suatu soal yang perlu dipecahkan, suatu pengertian yang harus dipahami dan digunakan.
4) Sosialisai
5) Individualisasi
6) Urutan
7) Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.Evaluasi merupakan bagian mutlak dari pengajaran sebagai insur integral di dalam organisasi belajar yang wajar.Evaluasi dapat digunakan untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan untuk mendapatkan gambaran komperhensif tentang siswa sebagai perseorangan,dan dapat juga membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS